Hari Gizi Nasional 2022 jatuh pada 25 Januari ini akan dibahas oleh Kementrian Kesehatan RI. Dalam peringatan Hari HGN 2022 ini Kemenkes mengadakan wabinar dengan tema "Kolaborasi Asyik Cegah Risiko Obesitas". Karena saat ini obesitas ini menjadi perhatian khususya buat usia remaja. Selain obesitas, stunting juga masih menjadi permasalahan yang belum selesai di Indonesia. Acara Wabinar ini dihadiri oleh narasumber yang ahli dibidangnya, diantaranya :
- Eriana Asri MPH, Nutrion International
- Meilinda Mastan S.Gz Tanoto Foundation
- Ni Putu Dessy Aryantini, Ph.D dari PT Yakult Indonesia
- Nazhif Gifari, S.Gz, M.Si Universitas Esa Unggul
Yess karena saat ini remaja cenderung melakukan gaya hidup tidak sehat. Gaya hidup yang tidak sehat akan berakibat pada obesitas dan juga akan mengakibatkan berbagai macam penyakit berbahaya.
Obesitas adalah suatu kondisi di mana tubuh mengalami penumpukan lemak akibat kadar kolesterol tinggi. Penyebab obesitas disebabkan oleh faktor gaya hidup tidak sehat misalnya kebiasaan makan makanan tinggi gula dan lemak, dan jarang berolahraga fisik.
Menurut Ibu Meilinda Mastan S.Gz saat ini remaja menjadi prioritas utama karena remaja yang nantinya menjadi calon orang tua. Memperbaiki gizi remaja menjadi kunci mengatasi kasus stunting pada anak-anak yang masih tinggi. Dampak masalah gizi stunting dan obesitas berdampak jangka pendek dan jangka panjang karena kedua masalah gizi ini menjadi indikator pembangunan kesehatan bangsa yang berpengaruh terhadap kualitas generasi penerus.
Sementara itu Ibu Eriana Asri MPH, menjelaskan bahwa Nutrition International mendukung masalah gizi remaja dengan memberikan kursus Gizi Remaja dan Anemia. Perlu diketahui bahwa Nutrition International ini adalah sebuah organisasi global yang mendukung program perbaikan gizi pada populasi rentan terutama pada wanita dan anak-anak.
Saat ini ada sekitar 1.2 miliar remaja di seluruh dunia atau sekitar 16% populasi dunia. Sekitar 86% remaja ini tinggal di negara berpendapatan rendah dan menengah (LMICs), lebih dari setengah pupulasi remaja tinggal di Asia. Periode ini ditandai dengan pertumbuhan fisik yang sangat cepat terutama tinggi dan berat badan. Saat ini remaja usia 15-19 tahun mempunyai kebutuhan energi total yang paling tinggi dibandingkan dengan kelompok yang usia lain. Periode penting untuk intervensi gizi dan kesehatan karena akan berdampak pada lebih dari satu generasi.
Oleh sebab itulah Nutrition International membuka Kursus Gizi Online untuk remaja.
Apa itu Kursus Gizi Remaja dan Anemia
- Informasi praktis bagi pengelola dan penanggung jawab program untuk mendesain dan meningkatkan program gizi remaja yang berbasis bukti.
- Mengisi celah penting pada pengetahuan dan keterampilan tentang gizi remaja.
- Awalnya dikembangkan dalam Bahasa Inggris, transkripnya tersedia dalam 8 bahasa asing lainnya
- Kursus dalam Bahasa Indonesia telah diluncurkan pada acara HGN ke 62.
Kemudian Bpk. Nazhif Gifary S.Gz menjelaskan untuk mencegah Obesitas bisa dilakukan dengan Perbaikan gizi perlu dilakukan untuk mencegah stunting dan obesitas. Perbaikan lebih diarahkan pada gizi seimbang sebagai solusi menurunkan stunting dan mencegah angka obesitas naik. Gizi seimbang bermakna luas berlaku pada semua kelompok umur.
Penerapan gizi seimbang dilakukan dengan mengkonsumsi aneka ragam makanan, membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat, mempertahankan berat badan normal, dan melakukan aktivitas fisik di semua kelompok umur. Kemenkes melakukan intervensi spesifik untuk melaksanakan Penerapan gizi seimbang.
Nah yuk mulai dari keluarga wajib memberikan dukungan untuk anaknya dengan cara memberikan makanan dengan gizi seimbang, karena gizi seimbang itu baik untuk mencegah obesitas dan juga stunting.
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungan anda ke blog saya.
Saya sangat senang jika anda meninggalkan pesan pada postingan ini.
Terimakasih