Tidak terkecuali penyandang disabilitas sekalipun. Walau memiliki keterbatasan fisik, setiap penyandang disabilitas selayaknya diakui keberadaannya tanpa dibedakan dengan kemampuan motoriknya. Terus terang saya sangat sedih bila keberadaan para penyandang disabilitas masih di nomor duakan oleh masyarakat, khususnya pelaku usaha. Sehingga, tidak seperti masyarakat pada umumnya, beragam fasilitas umum hingga kesempatan kerja masih sulit dinikmati bagi para penyandang disabilitas, saat ini.
Padahal ada penyandang disabilitas yang memiliki kepintaran melebihi orang normal pada umumnya. Saya pribadi pernah menjumpai penyandang disabilitas yang pintar seperti orang normal. Iya dalam ajang lomba membuat minuman beberapa bulan lalu saya melihat penyandang disabilitas menang. Itu artinya penyandang Disabilitas punya tingkat kecerdasan yang luar biasa. Mereka pasti belajar sebelumnya dalam melakukan hal apapun. Terbukti otak mereka cerdas karena bisa menyerap ilmu yang dia dapat.
Keahlian mereka juga beragam lho!
Artinya memang mereka penyandang disabilitas memiliki kemampuan yang hampir sama dengan orang normal, hanya saja mereka punya keterbatasan fisik. Stigma negatif yang melekat kepada penyandang disabilatas masih saja ada dikalangan masyarakat. Mereka selalu beranggapan para penyandang disabilitas memiliki keterbatasan kemampuan, masih mengerucutkan pola pikir masyarakat terhadap para penyandang disabilitas sebagai masyarakat kelas dua.
Oleh sebab itulah harusnya kita mulai bisa merubah stigma tersebut. Mulai dari pemerintah hingga kalangan swasta harus memberikan kesempatan kepada penyandang disabilitas, tidak hanya kesempatan berkarir, hak politik hingga kesempatan untuk dapat mengakses layanan umum seperti transportasi, kesehatan maupun pendidikan harus didapatkan.
BULAN INKLUSI KEUANGAN, PEGADAIAN MENGADAKAN WABINAR LITERASI KEUANGAN BAGI PENYANDANG DISABILITAS
Nah....bertepatan dengan Bulan Inklusi Keuangan pegadaian mengadakan acara virtual mengangkat tema "Pegadaian Dorong Inklusi Keuangan Bagi Kelompok Disabilitas. Acara virtual ini diadakan pada tanggal 28 November 2021. Acara ini merupakan salah satu upaya Pegadaian dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan agar tercipta masyarakat yang well literate dan financially inclusive.
ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan Presiden No. 82 Tahun 2016 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI). SNKI bertujuan untuk mewujudkan keterbukaan akses sistem keuangan formal bagi seluruh masyarakat, terutama masyarakat yang memiliki kerentanan secara ekonomi.
Nah salah satu kelompok rentan ekonomi yang menjadi sasaran utama SNKI adalah Penyandang Disabilitas. Berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh Penyandang Disabilitas berdampak pada rendahnya tingkat inklusi keuangan yang dimiliki, sehingga menjadi salah satu faktor penghambat kesejahteraan mereka. Berdasarkan data berjalan 2020 dari Biro Pusat Statistik (BPS), jumlah Penyandang Disabilitas di Indonesia mencapai 22,5 juta atau sekitar lima persen. Tingginya angka Penyandang Disabilitas menuntut adanya perhatian khusus dari pemangku kepentingan.
Bagaimana kehidupan penyandang Disabilitas bisa sejahtera kalau mereka tidak mendapatkan hak yang sama seperti orang normal. Mereka kesulitan mendapatkan pekerjaan yang layak. Sebenarnya mereka juga bisa bekerja seperti orang normal pada umumnya.
LITERASI KEUANGAN BAGI PENYANDANG DISABILITAS
Kenapa sampai saat ini pun penyandang Disabilitas belum dapat mengakses lembaga keuangan. Yess alasannya adalah disebabkan oleh beberapa hal diantaranya karena terkendala persyaratan yang ditetapkan, stigma tidak mampu mengelola keuangan, dan keterbatasan informasi terhadap produk atau layanan keuangan.
Oleh sebab itulah dalam rangka memperingati BIK Tahun 2021, Pegadaian menanggapi persoalan di atas dengan melaksanakan kegiatan webinar edukasi keuangan yang diperuntukkan secara khusus bagi kelompok Penyandang Disabilitas. Acara webinar ini pun disambut baik oleh para penyandang disabilitas. Terbukti peserta yang hadir dalam acara wabinar ini tembus 3.000 Penyandang Disabilitas yang tersebar di seluruh. Berarti mereka menyambut baik acara wabinar ini.
Acara wabinar ini pun dihadiri oleh narasumber yang pastinya keren banget dan menginspirasi, diantaranya :
- Direktur Sumber Daya Manusia PT Pegadaian Ridwan Arbiansyah
- Womenpreneur Disability Nicky Claraentia Pratiwi
Dalam pemaparannya Bapak Ridwan Arbiansyah menegaskan bahwa komitmen Pegadaian untuk terus meningkatkan keterlibatan Penyandang Disabilitas, pada perseroan dengan mengacu pada empat Prinsip Inklusi Disabilitas, diantaranya :
- Awareness
- Accesibility
- Support
- Engangement
Sampai saat ini sudah ada 46 Karyawan Penyandang Disabilitas di Pegadaian, target minimal sebanyak 307 Karyawan pada Tahun 2024. Atau sebanyak 2% dari total Karyawan yang ada saat ini. Hal ini mengacu pada Undang - Undang No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas yang mengatur adanya kewajiban bagi pemerintah, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), untuk mempekerjakan Penyandang Disabilitas setidaknya 2% dari total pegawai.
Bapak Ridwan pun menyampaikan bagaimana keterlibatan Karyawan Disabilitas ini sangat berpengaruh secara positif terhadap peningkatan pelayanan dan peningkatan bisnis yang mengakomodir nasabah disabilitas. Hal ini secara tidak langsung berdampak pada meningkatnya akses terhadap produk dan layanan keuangan bagi kelompok Penyandang Disabilitas.
Mendengar pemaparan seperti itu saya pun merasa senang, masih ada persero yang mau menerima karyawan dari penyandang disabilitas. Yess Pegadaian menerima karyawan dari penyandang disabilitas. Dan pegadaian pun merasa puas dengan hasil kerja Mereka. Patut diberikan apresiasi karena pegadaian salah satu lembaga keuangan ini terus berkomitmen membuka akses layanan keuangan seluas-luasnya kepada masyarakat, terutama bagi kelompok rentan ekonomi seperti Penyandang Disabiltas. Hal ini sejalan dengan Visi Pegadaian, yaitu “Menjadi The Most Valuable Financial Company di Indonesia dan Sebagai Agen Inklusi Keuangan Pilihan Utama Masyarakat”.
Selanjutnya Nicky Claraentia Pratiwi Pegiat pada Thisable Enterprise dan Co-Founder di Tenoon,id. yang juga merupakan Penyandang Disabilitas Tunadaksa ini, menyampaikan bagaimana Penyandang Disabilitas dapat memberikan peran penting dan kontribusi pada beragam bidang profesi yang ada. Melalui proyek-proyek sosial yang dijalani, Nicky.
Disabilitas juga dapat berkarya dan bersaing secara setara dengan para nondisabilitas.
Semoga kedepannya semakin banyak perkantoran baik milik pemerintahan ataupun swasta dapat memnerikan kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk bekerja. Karena sebenarnya mereka pun bisa bekerja dengan baik seperti orang normal. Dan semoga semakin banyak juga edukasi literasi keuangan untuk penyandang Disabilas. Karena pada dasarnya mereka juga harus mendapatkan hak yang sama seperti orang normal.
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungan anda ke blog saya.
Saya sangat senang jika anda meninggalkan pesan pada postingan ini.
Terimakasih