Dulu saya mempunyai teman yang mengidap penyakit TBC. Itupun dia ketahui setelah penyakitnya sudah parah. Akhirnya orang tuanya memutuskan untuk membawa dia berobat ke salah satu Rumah Sakit di Jakarta, dan mencari tempat kos disekitar Rumah Sakit.
Dalam proses pengobatan penyakitnya TB nya, teman saya mendapatkan rintangan. Tempat kos yang dia sewa mengetahui kalau dia menderita TBC. Teman saya diminta untuk mencari tempat kos baru. Perjuangannya untuk melawan penyakitnya ini penuh rintangan. Sampai pada akhirnya, ketika dia menemukan tempat kos baru, dia harus merahasiakan penyakitnya.
Merahasiakan penyakitnya dari siapapun sampai akhirnya dia bisa mendapatkan pengobatan setiap hari. Berjuang demi untuk kesembuhan membuat saya salut pada teman saya. Belum lagi menghadapi obat-obatan yang harus dia konsumsi setiap hari.
Masih banyak orang yang tidak tahu tentang TB ( Tuberkulosis ) ini. Padahal jika masyarakat tahu maka akan semakin mudah untuk pencegahannya dan pengobatannya. TB bisa menyerang siapa saja, jadi waspadalah pada penyakit yang satu ini. Jangan sampai terlambat untuk mengetahui penyakit. Karena yang bisa merasakan penyakit pada tubuh kita adalah kita sendiri.
Dalam acara Workshop Blogger dalam Rangka HTBS 2018 pada tanggal 19 Maret 2018, yang diadakan oleh Kementrian Kesehatan RI saya mendapatkan ilmu baru tentang penyakit TB ini.
Dalam kesempatan tersebut Dr. Pandu Riono menjelaskan tentang Tuberkulosis. Tuberkulosis dikenal dengan nama TBC. Penyakit ini memang bisa menukar secara langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Tetapi tak perlu kawatir karena penyakit ini bisa disembuhkan. Penyakit TB bukan disebabkan karena guna-guna, kutukan ataupun penyakit keturunan.
Selama ini masyarakat berpendapat penyakit TBC hanya menyerang paru. Padahal penyakit TBC ini dapat menyerang organ tubuh lainnya. Seperti tulang, kelenjar, kulit dan lainnya. Penyakit TB dapat menyerang siapa saja, terutama usia produktif atau masih aktif bekerja yaitu usia 15 - 50 tahun dan juga anak-anak. Penyakit TB haruslah sesegera mungkin mendapat pengobatan karena penyakit ini bisa menyebabkan kematian.
Penyakit TBC ini akan menimbulkan Gejala-gejala seperti :
- Batuk ( berdahak maupun tidak berdahak
- Demam Meriang (demam tidak terlalu tinggi )
- Batuk berdahak (batuk dapat bercampur dahak)
- Nyeri dada
- Berkeringat tanpa sebab (terutama pada sore-malam hari)
- Nafsu makan menurun
- Berat badan menurun
Bagi siapa saja yang mengalami batuk terus menerus ditambah adanya gejala lain seperti diatas segera periksakan TBC ke Puskesmas ataupun Rumah Sakit terdekat.
Harap diperhatikan juga penularan penyakit TB ini. Bakteri TB dapat menular melalui udara, apabila seorang pasien menderita penyakit TB aktif batuk, ketawa, bersin ataupun menyanyi.
Bakteri TB akan mati dalam beberapa jam bila di udara terbuka apalagi bila terkena sinar matahari secara langsung.
Tetapi bakteri TB akan bertahan lama ditempat tertutup yang gelap dan lembab. Kuman TB ditempat seperti ini akan bertahan dalam beberapa hari atau beberapa bulan.
Ada beberapa faktor yang memudahkan penularan penyakit TBC yaitu :
- Pasien TBC paru dengan kuman positif pada dahaknya.
- Jumlah percikan dahak dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.
- Kontak erat dengan pasien TBC.
- Tinggal di daerah padat penduduk.
- Orang yang bekerja dengan bahan kimia yang berisiko menimbulkan paparan infeksi paru.
- Daya tahan tubuh yang rendah, seperti HIV/AIDS, Usia lanjut, Anak dan pada orang dengan malnutrisi (gizi buruk). HIV merupakan faktor risiko yang paling kuat bagi yang terinfeksi TBC menjadi sakit TBC.
- Hanya sekitar 10% yang terinfeksi TBC akan menjadi sakit TBC.
Untuk Mencegah Penukaran TBC ada beberapa cara yaitu :
- Pasien TBC harus meminum OAT secara lengkap dan teratur sampai sembuh.
- Pasien TB harus menutup mulutnya pada waktu bersin dan batuk.
- Tidak membuang dahak disembarang tempat, tetapi dibuang pada tempat khusus dan tertutup.
- Menjalankan perilaku Hidup Bersih dan Sehat, antara lain : Menjemur alat tidur, Membuka jendela dan pintu setiap pagi agar udara dan sinar matahari masuk, Makan makanan bergizi, Tidak merokok dan minum minuman keras, Olahraga secara teratur.
Bagi penderita TBC juga harus memahami Etika Batuk, seperti :
- Gunakan Masker
- Tutup hidung dan mulut dengan menggunakan lengan.
- Tutup hidung dan mulut dengan tisu atau saputangan.
- Buanglah tisu segera yang sudah dipakai pada tempat sampah.
- Cuci tangan dengan menggunakan air mengalir dengan sabun.
Jika siapa saja mengalami gejala-gejala tubuh ataupun batuk terus-menerus segera lakukan pemeriksaan TBC. Pemeriksaan TBC dapat dilakukan dengan pemeriksaan Mikroskopis. Pemeriksaan Mikroskopik digunakan lebih dari 120 tahun yang lalu. Pemeriksaan Mikroskopik memerlukan waktu 2 hari dengan 2 spesimen dahak.
Lakukan juga pemeriksaan Tes Cepat Molekuler. Pemeriksaan Molekuler digunakan sejak 2012. Pemeriksaan Molekuler membutuhkan waktu 90 menit. Pemeriksaan Molekuler juga bisa menilai resistensi obat rifampisin.
Pemeriksaan lainnya bisa dengan cara Kultur dan juga Rontgen.
Pengobatan TB ini Sensitif Obat selama 6-8 bulan, yang terbagi dalam dua tahap yaitu :
- Tahap awal (setiap hari 2-3 bulan)
- Tahap lanjutan (3 kali seminggu selama 4-5 bulan).
Penderita TB harus mendapatkan pengobatan secara tuntas. Pengobatan yang tidak tuntas dapat menyebabkan Resistensi, sebagai berikut :
- Penyakit tidak sembuh dan tetap menularkan ke orang lain.
- Penyakit bertambah parah dan bisa berakibat kematian.
- Obat Anti TBC (OAT) biasa tidak dapat membunuh kuman, sehingga pasien tidak bisa disembuhkan.
- Pengobatan lebih lama sekitar 2 tahun.
- Biaya pengobatan mencapai 200 kali lipat.
Jangan ambil resiko, kalau kita terkena penyakit TBC segeralah periksakan ke dokter dan mendapatkan pengobatan secara tuntas. Pengobatan memang sangat melelahkan, tetapi sehat sangatlah penting. Pemerintah saat ini telah menyediakan obat untuk penderita TBC secara gratis di beberapa Puskesmas dan juga Rumah Sakit. Jadi jangan karena biaya dijadikan alasan penderita TBC untuk tidak berobat.
Pemaparan dari Bp. Edi yang sudah terbebas dari Penyakit TBC ini membuat kita sadar bahwa sehat itu mahal. Bp. Edi tanpa lelah dan berjuang demi kesembuhan penyakit TBC nya. Beliau sangat tersiksa dengan penyakit ini. Penyakit TBC bisa dijauhkan oleh teman, saudara seperti pengalaman teman saya diatas. Tapi kalau kita mau sembuh dan usaha pasti akan berbuah manis.
Tidak mudah menjalani pengobatan TBC ini. Butuh waktu dan perjuangan tegas Bp. Edi. Saat ini beliau mendapatkan kesembuhan itu. Bp. Edi sudah sembuh total dan dapat beraktivitas seperti biasa.
Biasakan juga untuk selalu menjaga tubuh kita. Gaya hidup sehat sangat mendukung tubuh untuk selalu sehat. Sehat adalah mahal, sehat juga dambaan semua orang. Jadi Ayuk kita sama-sama menerapkan hidup sehat saat ini. Makan makanan sehat, olahraga setiap hari, hindari asap rokok dan minum minuman keras, istirahat teratur, agar tubuh kita selalu sehat.
Sehat dimulai dari diri kita sendiri. Karena sehat sangatlah penting dan mahal.
Cuci tangan. Iya juga, ya. Nggak tau juga siapa yang pegang sesuatu sebelum kita.
BalasHapusNah itu dia, saya pun suka memegang benda apapun dijalan, jadi Sekarang lebih hati² dan biasakan mencuci tangan
HapusMba, katanya ada juga kantor yang katanya tidak bisa menerima penyakit TBC. Benarkah ya? Dan pak Edi apakah ia bisa dterima dengan baik di kantornya saat tahu dia penderita TBC ?
BalasHapusDulu pak Edi ini jg susah mendapatkan pekerjaan, tapi saat ini sudah ada sertifikat sembuh total dr TBC makanya dia bisa beraktivitas kembali
HapusSemoga kita terjauh dari penyakit tbc ini ya mba
BalasHapusAmin...iya mba ..ngeri kalau kena TBC
HapusWah nggak boleh dianggap remeh ya TBC ini
BalasHapusBener banget mba....makanya kita hrs hati² ya saat berada diluar, kuman ada dimana²
HapusSerem ya TBC, semoga keluarga kita dijauhkan dari TBC, Aamiin
BalasHapusIya mba...dan pengobatan nya membutuhkan waktu yg lama juga
HapusYang penting dalam pengobatan TB adalah dukungan dari keluarga dan disiplin. Salah satu saudaraku ada yang pernah kena TB dan pengobatannya berlangsung lama karena dia suka lupa minum obatnya jadi harus diulang lagi dari awal. Semoga kita semua dijauhkan dari penyakit ini yaa. Aamiin. Dan tentu juga harus jaga kesehatan diri sendiri.
BalasHapusBener dukungan keluarga membuat semangat dan mempercepat proses penyembuhan
HapusTBC menular dan berbahaya. Pasien benar2 harus memperhatikan anjuran ini supaya gak menular ke mana2.
BalasHapusBener, pasien jg hrs menjaga kebersihan supaya tidak menular ke yg tidak tahu
HapusAku paling sebel sama orang yang suka berludah sembarangan. Selain memang ga sopan, kan bisa menularkan penyakit..termasuk TBC ini. Pengobatannya kudu selesai sampai bener2 sembuh tital. Jaga jarak dengan org lain itu perlu. Ngeri ah kalo ketularan amit2 ya mak Tinah ☺👌
BalasHapusNah...itu dia, kita kan ga tau apakah dia mengidap penyakit TBC atau ga, makanya kita jg hrs hati² saat berada diluar rmh
HapusHuwaaaaaaaaaa ternyata sampai bisa meninggal ya yang kronis. Untungnya skrng udah ada obatnya dan masyarakat bisa dapat gratis ya maaakk TFS
BalasHapus