Foto by Google |
Belum lama ini anak saya mengalami sakit usus buntu akut. Harus segera di operasi karena hasil USG usus anak saya sudah menghitam. Semula dokter masih ragu, apakah penyakit anak saya usus buntu atau batu ginjal atau bahkan lambung. Iya, karena hasil USG yang tidak terlihat itulah dokter menjadi ragu.
Banyak yang bertanya apa penyebabnya? kenapa bisa seperti itu ?
Pertanyaan ini sering dilontarkan oleh keluarga, teman dan juga tetangga.
Saya menjelaskan semua gejala yang terjadi pada anak saya. Penyakit bukan tiba-tiba datang begitu saja, banyak faktor yang menyebabkan penyakit datang. Saya hanya bisa berpesan, kalau sanak saudara atau keluarga mengalami keluhan sakit pada perut, sebaiknya segeralah periksa langsung ke Rumah Sakit, untuk melakukan berbagai tes.
Anak saya sering mengalami keluhan sakit pada perutnya sudah lebih dari 6 bulan. Setiap kambuh dia hanya bisa terbaring di tempat tidur saja. Tidak nafsu makan, dan hanya minta dibelikan bubur ayam. Saya mengira ini hanya sakit perut biasa saja.
Ketika dia mengeluh sakit, saya hanya bawa anak saya ke dokter praktek dekat rumah. Dokter memeriksa dan dia hanya bilang ini hanya mag dan telat makan. Diberi obat dan setelah diminum anak saya pun sudah mendingan dan perlahan sembuh.
Sebulan kemudian anak saya mengeluh sakit yang sama, dan saya bawa kembali ke klinik dekat rumah. Seperti biasa dokter mendeteksi bahwa ini sakit mag, diberi obat, setelah diminum pun mendapatkan reaksi yang sangat memuaskan. Sakitnya berkurang dan beberapa hari mengkomsumsi obat itu, sembuh.
Terus dan terus mengalami hal yang sama. Ketika anak saya mengeluh sakit perutnya, saya pun selalu berkata pasti mag kamu kambuh. karena dokter klinik selalu mendeteksi penyakit perut anak saya karena mag.
Hingga pada akhirnya, di hari Jum'at sore anak saya mengeluh sakit perut kembali. Kali ini saya tidak membawa anak saya ke klinik karena anak saya sudah mendapatkan obat dari kampusnya. Badannya sangat lemas, dan hanya bisa tiduran saja. Saya belikan bubur ayam pun tidak dihabiskan, hanya dimakan sedikit saja.
Besok paginya, anak saya terbangun langsung mandi dan siap berangkat kuliah. Sebelum mandi pun dia sempat memasak telur rebus dan kentang rebus untuk bawa bekal ke kampus. Tidak ada pikiran saya sedikitpun, kalau sakit perut anak saya bakal parah. Karena saya melihat pagi itu terlihat segar, bahkan sudah bisa membuat bekal sendiri.
Jam 6 malam, saya mendapat kabar dari kampusnya bahwa anak saya kejang-kejang dan pingsan. Saya panik dan gemetaran, ada apa ini?
Saya telpon suami yang saat itu belum pulang kerja, saya kabarkan berita ini. Suami pun malah menyalahkan saya, kenapa masih sakit harus kuliah. Saya jelaskan ke suami, bahwa tadi pagi tampak segar dan baik-baik saja.
Satu jam kemudian, teman anak saya telpon bahwa anak saya sudah mendingan dan ingin pulang kerumah dengan menggunakan transportasi online, karena tidk kuat untuk mengendarai motor sendiri. Saya sedikit tenang, karena di sudah bisa pulang.
Tetapi....beberapa menit kemudian, kembali telpon saya berdering, gemetar saya mengankatnya. Dan ternyata gemetaran saya memang ada sebabnya, kembali saya mendapatkan kabar anak saya drop lagi. kejang-kejang kembali setelah itu pingsan. Dokter kampus memberitahu bahwa anak saya mengalami pendarahan lambung yang serius, dan harus segera mendapatkan penanganan di Rumah Sakit segera. Sebab kalau tidak, ini akan sangat berbahaya untuk nyawa anak saya.
Saya bergegas untuk segera menjemput anak saya ketempat kuliahnya. Tetapi sebelum sampai tempat kuliahnya, telpon saya berdering terus menerus, mengabarkan anak saya yang sudah bertambah parah dan lemas. Akhirnya saya memutuskan untuk di bawa ke RS. Hermina Depok. Hal ini saya lakukan, untuk menghemat waktu supaya anak saya cepat mendapatkan penanganan dokter.
Saya menuju Rumah Sakit Hermina, sedangkan anak saya diantar teman-temannya menuju RS. Hermina. Sesampainya disana, anak saya segera saya bawa ke IGD, dan saya dipersilahkan melakukan pendaftaran di loket depan, agar anak saya bisa segera ditangani.
Diloket pendaftaran saya ditanya oleh petugas apakah ibu memiliki BPJS, saya pun mengiyakan. Untungnya sebelum berangkat ke Rumah Sakit saya sempat membawa KK dan BPJS. Tetapi karena waktu itu BPJS anak saya belum jadi saya bilang, saya hanya bawa BPJS saya saja, karena punya anak saya belum jadi.
Petugas pun tetap membuatkan saya pendaftaran dengan cara BPJS meski punya anak saya tidak ada kartunya. Petugas bilang, saya kasih waktu sampai hari Senin pagi ya Bu, Ibu bisa datang ke kantor BPJS untuk meminta kartu BPJS anak ibu.
Setelah selesai mengurus pendaftaran, anak saya segera mendapatkan pertolongan medis. Untuk mengurangi sakitnya, anak saya diberi obat penahan sakit, untuk mengurangi rasa sakitnya. Setelah itu, Dokter segera melakukan beberapa tes diantaranya, tes darah, tes urin, dan USG.
Pagi harinya hasil tes laboratorium semua tes keluar, dokter memutuskan untuk segera melakukan operasi. Dokter akan mngoperasi usus buntu anak saya. Meski agak ragu karena hasil tes USG anak saya hasilnya hitam. Dokter menjelaskan antara ginjal dan lambung. Akan tetapi dia menjamin 80% anak saya usus buntu.
Dokter menjelaskan positif dan negatif hasil operasi ini. Saya dan suami hanya bisa berdo'a dan pasrah untuk kesembuhan anak saya. Karena usus buntunya sudah sangat parah.
Saya diminta mengurus surat persetujuan operasi di loket. Kembali petugas menegaskan untuk masalah pembayaran. Jika dihari Senin nanti kartu BPJS anak saya tidak ada, maka biaya yang harus saya tanggung Rp 35.000.000 untuk biaya operasi dan obat-obatan. Sedangkan biaya kamar belum ditotal. Lemes dan panik saya, hanya bisa berdo'a semoga kartu BPJS anak bisa jadi di hari Senin, hari terakhir pihak RS memberikan jangka waktu.
Keesokan harinya di hari Sabtu anak saya dioperasi jam 2 siang. Saya dan suami menunggu di ruang tunggu operasi dengan berdo'a. Proses operasi ini berjalan lama, hingga 5 jam. Takut dan gelisah perasaan saya waktu itu. Dan akhirnya dokter memanggil saya ke ruang pemulihan operasi. Memberi kabar bahwa operasi berjalan lancar. Dokter juga mengabarkan bahwa kondisi usus anak saya sudah pecah, itulah yang membuat operasi lama, karena harus membersihkan nanah yang ada diperut agar tidak infeksi kemudian hari. Dan Alhamdulillah anak saya bisa tertolong dan ditangani dengan cepat oleh RS. Hermina Depok.
Usus Buntu anak saya, sebagian sudah pecah dan dipotong |
Setelah anak saya sadar, anak saya dibawa keruang perawatan. harus istirahat total selama 2x24 jam, tidak boleh turun tempat tidur dan posisi tidur tidak boleh bergerak kekiri dan kekanan. Masih lanjut puasa juga sampai perutnya sudah terdengar berisik, pesan dokter. Semua pesannya di jalani anak saya, karena dia ingin sembuh.
Di hari Senin pagi saya berangkat menuju kantor BPJS Cibinong untuk mengurus kartu BPJS anak saya. Dan saya di berikan kartu antrian. Menunggu dengan rasa was-was semoga kartu anak saya bisa jadi hari ini. Dan Alhamdulillah...menunggu satu jam kartu BPJS anak saya sudah jadi dan sudah ditangan saya. Saya segera menuju RS Hermina Depok tempat anak saya di rawat.
Sesampainya di RS petugas loket pun sangat senang, dan berkata Alhamdulillah Bu, semua biaya operasi anak ibu dan perawatan selama di RS ditanggung oleh BPJS. Senang rasanya. Mendapatkan perawatan yang memuaskan meskipun memakai BPJS. Karena banyak beredar diluar, kalau memakai BPJS kita tidak ditangani dengan baik. Ini sangat bertolak belakang dengan saya, saya malah mendapatkan pelayanan sangat baik dan cepat. Hingga anak saya sehat kembali.
Setelah istirahat total selama 2x24 jam, keesokan harinya anak saya diperbolehkan pulang, dan tiga hari kemudian kontrol ke Rumah sakit. Alhamdulillah...setelah 3 hari kontrol dilanjutkan dengan 1 minggu kemudian. Dua kali kontrol, jahitan anak saya sudah mengering dan sudah bisa dilepas. Sekarang kondisi anak saya sudah membaik dan normal seperti biasa. Tidak ada lagi keluhan sakit perut.
Sakit perut akibat gejala usus buntu
Usus buntu (appendicitis) adalah peradangan yang terjadi di apendiks atau usus buntu. Usus buntu adalah sebuah struktur berbentuk selang kecil yang menempel pada bagian awal usus besar yang terletak di perut bagian kanan bawah. Jika tidak segera diobati usus buntu dapat pecah dan menyebarkan infeksi ke bagian perut lainnya. Kalau situasi tersebut sudah terjadi, bagian lapisan perut juga akan ikut mengalami peradangan yang bisa berakibat fatal.
Tanda utama sakit perut akibat gejala usus buntu adalah rasa sakit di perut bawah bagian kanan. Pada awalnya rasa sakit dimulai pada daerah tengah perut atau sekitar pusar yang terasa timbul-tenggelam. Lalu rasa sakit ini perlahan-lahan bergerak ke bagian kanan bawah perut dan cenderung akan terfokus pada tempat di mana usus buntu berada.
Sakit perut pada titik ini akan terasa semakin parah dan intens. Jika disentuh juga akan terasa sakit. Sakit perut juga akan semakin memburuk ketika akan mengambil nafas dalam-dalam, batuk, bersin, berjalan, atau gerakan yang menimbulkan penekanan pada perut kanan bawah. Selain sakit di perut bawah bagian kanan, usus buntu juga akan menimbulkan beberapa gejala lainnya, di antaranya:
- Nafsu makan menurun
- Timbulnya rasa mual bahkan sampai muntah
- Perut kembung
- Tidak bisa buang angin (kentut)
- Demam
Saran saya untuk yang sering mengalami sakit pada perutnya segera periksakan ke Rumah sakit dan melakukan beberapa tes, untuk memastikan penyakitnya. Jangan biarkan sakit perut terjadi terus menerus, dan akan berakibat fatal.
Foto by Google |
Untuk yang terkena usus buntu biasanya perut sakit terus menerus, muntah-muntah dan seperti masuk angin.
Tetapi untuk yang sudah akut seperti anak saya, biasanya mengalami kejang-kejang dan pingsan.
Mengetahui penyakit lebih dini sangat baik, karena bisa ditangani dengan segera mungkin.
Karena nyawa adalah harta yang sangat berharga.
Owh...ya....untuk anggota keluarga yang mengalami sakit yang sudah parah atau harus segera ditangani, bila kita mempunyai BPJS Hermina ini menerima BPJS. Dan tidak perlu khawatir untuk tidak ditangani dengan baik, sudah banyak yang menggunakan BPJS di RS. Hermina Depok ini ditangani dengan cepat dan baik.
Semoga peristiwa ini yang pertama dan terakhir untuk keluarga saya...Amin
tinapurbo@gmail.com
Selasa 06 Maret 2018
alhamdullilah anaknya ke tolong, beberapa minggu lalu juga ada anak remaja di johar mengalami hal yang sama. Itu metodenya pengobatan di belek semuanya atau di suntik bagian tertentu, kalau remaja di suntik di bagian tertentu. cepat pulih ya , anaknya
BalasHapusAlhamdulillah sudah sehat ya bu.bu saya mau tanya kalo bpjs kita di jaksel.apa boleh ke rs hermina depok.trimakasih
BalasHapusDua tahun yg lalu sih bisa Bu, saya BPJS Bogor ke Hermina Depok tapi waktu itu kondisi pasien sudah parah jadi langsung menuju RS Hermina yg dekat dgn kampusnya
HapusTerima kasih atas pencerahan nya, hari ini anak saya baru selesai operasi usus buntu di RS.Hermina Bdg dan pembiayaan sama persis menggunakan jasa bpjs.Mengamati situasi yg di alami bpjs thn ini yg katanya lagi pailit, saya jd khawatir ada selisih pembiayaan.Semoga anak saya lekas sembuh dan bpjs bisa meng cover seluruh biaya Rumah Sakit. Terima kasih karena tlh memberi ruang utk menyampaikan keresahan ini.
BalasHapusAlhamdulillah maaf baru balas
HapusSaya sudah 3 bulan merasakan sakit perut sama seperti anak ibu, saya sudah ke rs dan divonis usus buntu dan sudah dijadwalkan tgl operasinya,,
BalasHapusBeberapa hari menjelang operasi, saya merasa badan saya sehat, saya jdi ragu untuk melakukan operasi,,
Wah... sebaiknya tetap operasi supaya lebih aman, karena kita ga tau tiba² kambuh lagi. Bahaya soal nya kalau usus
HapusBu.. itu langsung ke rs ya... Gak pake rujukan....
BalasHapusIya aku kmrn langsung ke IGD RS Hermina karena sudah pingsan. Setelah urus surat langsung ditangani dokter. Besok siangnya langsung di operasi. Jadi aku ga pake rujukan lagi
Hapus