Lebaran sudah semakin dekat, sebagai seorang ibu semua persiapan menjelang lebaran pasti sudah ada didalam pikiran kita. Mulai dari persiapan bersih – bersih rumah, makanan, kue-kue, baju anak-anak juga persiapan mudik.
Semua persiapan lebaran meski sangat melelahkan dan menguras tenaga tapi semua itu saya lakukan dengan senang hati, demi keluarga tercinta.
Saat Bulan Ramadha
Apapun demi keluarga saya selalu lakukan dengan sepenuh hati tampa meminta imbalan apalagi bayaran.
Satu bulan lamanya kita berpuasa, Otomatis pola makan kita berubah, dan sebagai seorang ibu sudah pasti jadwal masak juga berubah dari hari – hari biasanya.
Menjelang magrib saya sudah mulai sibuk mempersiapkan segala macam sajian berbuka puasa. Menyiapkan makanan sehat agar kalori kita selama berpuasa dapat tergantikan saat kita berbuka puasa.
Sementara saat menjelang sahur, suami dan anak-anak masih terlelap tidur saya selalu semangat bangun lebih dulu untuk memasak hidangan sahur.
Sekali lagi semua saya lakukan semata-semata demi keluarga, agar anak dan suami dapat berpuasa dengan ikhlas tampa paksaan. Kebahagiaan seorang Ibu adalah melihat keluarga tercinta semangat menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim di bulan Ramadhan, yaitu berpuasa.
Persiapan Menjelang Lebaran
Lebaran sudah dekat, saya menjadi bertambah sibuk sekali.
Hampir tak ada waktu istirahat untuk menikmati tidur siang ataupun santai-santai. Kesibukan utama saya beberapa hari menjelang lebaran adalah membuat kue kering sendiri dirumah, dengan pertimbangan lebih hemat dan higienis.
Menyalurkan hobby saya yang gemar sekali membuat kue dan memasak.
Setiap pagi 10 hari menjelang lebaran saya sudah mulai membuat aneka macam kue kering dan selesai hingga sore hari.
Lelah sudah pasti, tapi selalu ada kepuasan tersendiri ketika melihat jajaran kue-kue ditoples tertata dengan rapi. Rasa senang dan bahagia, apalagi ketika melihat senyum anak saat mencicipi kue buatan mamanya sendiri.
Lebaran tahun ini bagi saya, lebaran yang sangat sibuk sekali.
Selain kesibukan yang sudah menjadi rutinitas tiap tahunnya, bertambah satu kesibukan baru yaitu mencari sekolah anak bungsu saya ke jenjang Sekolah Menengah Atas ( SMA ). Dan Alhamdulillah semua keringat dan lelah saya sudah terbayar.
Anak bungsu sudah mendapatkan sekolah, dan baru akan masuk sehabis libur lebaran. Lega sudah hati saya karena terselesaikan satu masalah sebelum hari lebaran.
Itulah peran seorang ibu didalam rumah tangga.
Harus dan bisa mengatur waktu dengan baik dan juga harus bisa berhemat keperluan rumah tangga.
Begitu juga ketika menjelang lebaran, karena anak saya belum ada yang bekerja.
Meski sudah besar-besar, kedua anak saya masih menuntut ilmu di sekolah.
Semua kebutuhannya 100% masih dibantu orang tua termasuk mencari baju lebaran. Beruntungnya saya memiliki anak-anak yang menurut pada orang tua, sehingga saya tak mengalami kesulitan saat mencarikan baju lebaran disebuah pusat perbelanjaan.
Yah…tak bisa diingkari semua ibu pasti merasakan juga kesibukan yang sama saat persiapan menjelang lebaran.
Saat kue-kue kering sudah berhasil saya kerjakan dengan kreasi saya, baju lebaran keluarga juga sudah siap dan tak kalah yang menguras pikiran, mencari sekolah anak bungsu juga sudah selesai, dan tinggal mempersiapkan kebutuhan menjelang hari lebaran lainnya.
Saat lebaran kurang lima hari lagi, saya bertambah sibuk.
Membagi waktu membereskan dan membersihkan perabotan rumah juga packing baju persiapan mudik. Setiap hari saya bersihkan satu persatu perabotan rumah agar rumah terlihat bersih dan rapi saat hari lebaran tiba.
Setidaknya ada suasana baru dan nuansa baru saat hari lebaran nanti. Semua pekerjaan selalu saya lakukan dengan senang hati tampa mengeluh.
Dua hari menjelang lebaran saya kepasar dengan ditemani suami untuk membeli kebutuhan bahan masakan di hari lebaran.
Oh ya…saya selalu memasak masakan tradisi lebaran yaitu ketupat dengan berbagai lauk pauknya dan juga sayurnya.
Saya memasak semua ini untuk merayakan hari kemenangan selama satu bulan kita berpuasa.
Sebagai seorang istri dan seorang ibu sekali lagi hemat menjadi kewajiban utamanya.
Untuk ketupat saya tidak membeli kulit yang sudah berbentuk ketupat, karena saya ahli membuat ketupat, maka saya membeli janurnya saja. Lebih hemat sekali karena harga ketupat yang sudah jadi lebih mahal, perbedaannya 100% dr harga janur.
Jadi sisa uang membeli janur, bisa saya pakai untuk membeli beras sebagai isi ketupat.
Repot ga sih ?
kalau menurut saya ga repot kok, semua pekerjaan yang dilakukan dengan sepenuh hati pasti akan diberi kemudahan.
Setelah semua kebutuhan persiapan memasak special di hari lebaran sudah lengkap saatnya pulang kerumah. Sampai rumah saya langsung merangkai janur menjadi ketupat lalu direndam karena baru akan dimasak keesokan harinya atau lebaran -1.
Persialan Memasak di Hari Lebaran
lebaran kurang satu hari lagi, dan sehabis sahur saya langsung menjadi penghuni dapur. Segala persiapan memasak sudah ada dan siap dimasak. Semua itu saya kerjakan sendiri tampa bantuan orang lain.
Dari mulai memasak ketupat, rendang daging, opor, sayur godok dan juga ayam goreng. Alhamdulillah semua pekerjaan ini saya lakukan dengan senang hati demi keluarga tercinta. Menjelang magrib semua hidangan lebaran lengkap sudah siap. Dan bahagia itu, ketika suami dan anak-anak menyantap hidangan lebaran dengan lahap. Rasanya hilang sudah lelah ini seharian mengerjakan pekerjaan di dapur.
Setelah menyantap buka puasa terakhir, kami sekeluarga berkumpul dan mendengarkan alunan takbir yang bergema dimasjid- masjid dekat rumah saya.
Terharu, sedih dan bahagia jadi satu. Terharu dan sedih karena kita akan berpisah dengan Ramadhan bulan ampunan dan bulan yang penuh berkah.
Bahagia karena kita masih bisa melaksanakan kewajiban rukun Islam yaitu berpuasa di tahun ini. Dan ber do’a semoga kami masih bisabertemu dengan Ramadhan ditahun depan, Amin.
Hari Raya Idul Fitri
Hari Lebaran telah tiba, kami sekeluarga menyambut dengan gembira.
Pagi –pagi kita semua berangkat ke Masjid untuk melaksanakan Sholat Iedul Fitri. Selesai sholat kita bersalam-salaman dan selanjutnya pulang kerumah masing-masing. Sesampainya dirumah kami sekeluarga menikmati hidangan lebaran terlebih dahulu sebelum berkeliling berlebaran dengan tetangga.
Setelah selesai menikmati hidangan lebaran kami sekeluarga mengunjungi tetangga dan juga saudara yang tinggal dekat dengan rumah saya, untuk berlebaran dan mohon maaf lahir dan bathin. Setelah semua tetangga kami datangi, saatnya kami kembali kerumah dan beres-beres makanan untuk persiapan mudik.
Sehabis sholat Zuhur kami sekeluarga sudah siap berangkat mudik kekampung halaman. Dan lagi-lagi jurus hemat saya sebagai seorang ibu menjadi senjata.
Hidangan lebaran yang masih ada dirumah, saya bawa mudik untuk bekal kami dijalan bersama keluarga disaat lapar.
Jadi ga perlu jajan diluar, karena pasti harga makanan akan lebih mahal dari harga biasanya ya, maklum lebaran.
Dengan membawa bekal maka saya sudah bisa memangkas pengeluaran makan diluar. Anak dan suami pun senang dengan saya membawa makanan dan hidangan sendiri dari rumah untuk dinikmati disaat perjalanan nanti.
Mudik
Inilah saat yang paling bahagia bagi saya dan keluarga, karena saat mudiklah saat yang ditunggu-tunggu. Mudik lebaran dengan segala warna warninya membuat kita selalu rindu akan kampung halaman.
Perjalanan lelah pun tak terasa, karena yang ada hanya bahagia dan rasa senang.
Menikmati makan bersama didalam mobil saat kemacetan dijalan, dan bersenda gurau menjadi kesan tersendiri buat saya.
Dan yang utama sebagai seorang ibu bahagia saat Hari Lebaran bertambah karena sudah melaksanakan kewajibannya disaat bulan Ramadhan dengan memberikan support anak dan suami berpuasa, menyediakan hidangan sahur dan berbuka, membuat kue lebaran dan juga memasak hidangan special di hari Lebaran.
Dan yang membanggakan adalah saya bisa menghemat pengeluaran dengan cara saya sendiri.
Jadi intinya jadi ibu harus cerdas dan pintar-pintar mengatur keuangan keluarga dan berhemat yang utama, agar kebutuhan kita dapat terpenuhi, dan tetap bisa menyisihkan uang untuk kebutuhan lainnya saat darurat.
Yah....dalam rumah tangga, dana darurat memang selalu harus ada ya, karena dana itu berfungsi untuk biaya ke dokter mendadak, pulang kampung mendadak, dan biaya lainnya yang kita tidak duga - duga.
Dan setelah kami menempuh perjalanan yang sangat panjang dengan warna warni tradisi mudik yaitu mecet, akhirnya kami sekeluarga tiba juga dikampung halaman.
Kebahagiaan pun bertambah, bertemu dengan orang tua, adik, ponakan, saudara dan tetangga kampung tentunya.
Bahagia yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Suka cita kami rasakan selama saya berada di kampung halaman selama 1 minggu. Dan setelah itu, kami harus segera kembali ke Jakarta karena aktifitas dan rutinitas pekerjaan yang sudah menanti di Jakarta.
Dan berharap kami semua bisa merasakan puasa dan berlebaran ditahun depan, Amin.
Taqabballahu Minna Waminkum, Minal Aidzin Wak Faidzin Mohon Maaf Lahir dan Bathin.
INFO :
Upcoming event Diaryhijaber yaitu sbb :
Nama Acara : Hari Hijabers Nasional
Tanggal : 07 Agustus 2016 – 08 Agustus 2016
Tempat : Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Jakarta Pusat
Sabtu 30 Juli 2016
tinapurbo@gmail.com
Semua persiapan lebaran meski sangat melelahkan dan menguras tenaga tapi semua itu saya lakukan dengan senang hati, demi keluarga tercinta.
Saat Bulan Ramadha
Apapun demi keluarga saya selalu lakukan dengan sepenuh hati tampa meminta imbalan apalagi bayaran.
Satu bulan lamanya kita berpuasa, Otomatis pola makan kita berubah, dan sebagai seorang ibu sudah pasti jadwal masak juga berubah dari hari – hari biasanya.
Menjelang magrib saya sudah mulai sibuk mempersiapkan segala macam sajian berbuka puasa. Menyiapkan makanan sehat agar kalori kita selama berpuasa dapat tergantikan saat kita berbuka puasa.
Sementara saat menjelang sahur, suami dan anak-anak masih terlelap tidur saya selalu semangat bangun lebih dulu untuk memasak hidangan sahur.
Sekali lagi semua saya lakukan semata-semata demi keluarga, agar anak dan suami dapat berpuasa dengan ikhlas tampa paksaan. Kebahagiaan seorang Ibu adalah melihat keluarga tercinta semangat menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim di bulan Ramadhan, yaitu berpuasa.
Persiapan Menjelang Lebaran
Lebaran sudah dekat, saya menjadi bertambah sibuk sekali.
Hampir tak ada waktu istirahat untuk menikmati tidur siang ataupun santai-santai. Kesibukan utama saya beberapa hari menjelang lebaran adalah membuat kue kering sendiri dirumah, dengan pertimbangan lebih hemat dan higienis.
Menyalurkan hobby saya yang gemar sekali membuat kue dan memasak.
Setiap pagi 10 hari menjelang lebaran saya sudah mulai membuat aneka macam kue kering dan selesai hingga sore hari.
Lelah sudah pasti, tapi selalu ada kepuasan tersendiri ketika melihat jajaran kue-kue ditoples tertata dengan rapi. Rasa senang dan bahagia, apalagi ketika melihat senyum anak saat mencicipi kue buatan mamanya sendiri.
Lebaran tahun ini bagi saya, lebaran yang sangat sibuk sekali.
Selain kesibukan yang sudah menjadi rutinitas tiap tahunnya, bertambah satu kesibukan baru yaitu mencari sekolah anak bungsu saya ke jenjang Sekolah Menengah Atas ( SMA ). Dan Alhamdulillah semua keringat dan lelah saya sudah terbayar.
Anak bungsu sudah mendapatkan sekolah, dan baru akan masuk sehabis libur lebaran. Lega sudah hati saya karena terselesaikan satu masalah sebelum hari lebaran.
Itulah peran seorang ibu didalam rumah tangga.
Harus dan bisa mengatur waktu dengan baik dan juga harus bisa berhemat keperluan rumah tangga.
Begitu juga ketika menjelang lebaran, karena anak saya belum ada yang bekerja.
Meski sudah besar-besar, kedua anak saya masih menuntut ilmu di sekolah.
Semua kebutuhannya 100% masih dibantu orang tua termasuk mencari baju lebaran. Beruntungnya saya memiliki anak-anak yang menurut pada orang tua, sehingga saya tak mengalami kesulitan saat mencarikan baju lebaran disebuah pusat perbelanjaan.
Yah…tak bisa diingkari semua ibu pasti merasakan juga kesibukan yang sama saat persiapan menjelang lebaran.
Saat kue-kue kering sudah berhasil saya kerjakan dengan kreasi saya, baju lebaran keluarga juga sudah siap dan tak kalah yang menguras pikiran, mencari sekolah anak bungsu juga sudah selesai, dan tinggal mempersiapkan kebutuhan menjelang hari lebaran lainnya.
Saat lebaran kurang lima hari lagi, saya bertambah sibuk.
Membagi waktu membereskan dan membersihkan perabotan rumah juga packing baju persiapan mudik. Setiap hari saya bersihkan satu persatu perabotan rumah agar rumah terlihat bersih dan rapi saat hari lebaran tiba.
Setidaknya ada suasana baru dan nuansa baru saat hari lebaran nanti. Semua pekerjaan selalu saya lakukan dengan senang hati tampa mengeluh.
Dua hari menjelang lebaran saya kepasar dengan ditemani suami untuk membeli kebutuhan bahan masakan di hari lebaran.
Oh ya…saya selalu memasak masakan tradisi lebaran yaitu ketupat dengan berbagai lauk pauknya dan juga sayurnya.
Saya memasak semua ini untuk merayakan hari kemenangan selama satu bulan kita berpuasa.
Sebagai seorang istri dan seorang ibu sekali lagi hemat menjadi kewajiban utamanya.
Untuk ketupat saya tidak membeli kulit yang sudah berbentuk ketupat, karena saya ahli membuat ketupat, maka saya membeli janurnya saja. Lebih hemat sekali karena harga ketupat yang sudah jadi lebih mahal, perbedaannya 100% dr harga janur.
Jadi sisa uang membeli janur, bisa saya pakai untuk membeli beras sebagai isi ketupat.
Repot ga sih ?
kalau menurut saya ga repot kok, semua pekerjaan yang dilakukan dengan sepenuh hati pasti akan diberi kemudahan.
Setelah semua kebutuhan persiapan memasak special di hari lebaran sudah lengkap saatnya pulang kerumah. Sampai rumah saya langsung merangkai janur menjadi ketupat lalu direndam karena baru akan dimasak keesokan harinya atau lebaran -1.
Persialan Memasak di Hari Lebaran
lebaran kurang satu hari lagi, dan sehabis sahur saya langsung menjadi penghuni dapur. Segala persiapan memasak sudah ada dan siap dimasak. Semua itu saya kerjakan sendiri tampa bantuan orang lain.
Dari mulai memasak ketupat, rendang daging, opor, sayur godok dan juga ayam goreng. Alhamdulillah semua pekerjaan ini saya lakukan dengan senang hati demi keluarga tercinta. Menjelang magrib semua hidangan lebaran lengkap sudah siap. Dan bahagia itu, ketika suami dan anak-anak menyantap hidangan lebaran dengan lahap. Rasanya hilang sudah lelah ini seharian mengerjakan pekerjaan di dapur.
Setelah menyantap buka puasa terakhir, kami sekeluarga berkumpul dan mendengarkan alunan takbir yang bergema dimasjid- masjid dekat rumah saya.
Terharu, sedih dan bahagia jadi satu. Terharu dan sedih karena kita akan berpisah dengan Ramadhan bulan ampunan dan bulan yang penuh berkah.
Bahagia karena kita masih bisa melaksanakan kewajiban rukun Islam yaitu berpuasa di tahun ini. Dan ber do’a semoga kami masih bisabertemu dengan Ramadhan ditahun depan, Amin.
Hari Raya Idul Fitri
Hari Lebaran telah tiba, kami sekeluarga menyambut dengan gembira.
Pagi –pagi kita semua berangkat ke Masjid untuk melaksanakan Sholat Iedul Fitri. Selesai sholat kita bersalam-salaman dan selanjutnya pulang kerumah masing-masing. Sesampainya dirumah kami sekeluarga menikmati hidangan lebaran terlebih dahulu sebelum berkeliling berlebaran dengan tetangga.
Setelah selesai menikmati hidangan lebaran kami sekeluarga mengunjungi tetangga dan juga saudara yang tinggal dekat dengan rumah saya, untuk berlebaran dan mohon maaf lahir dan bathin. Setelah semua tetangga kami datangi, saatnya kami kembali kerumah dan beres-beres makanan untuk persiapan mudik.
Sehabis sholat Zuhur kami sekeluarga sudah siap berangkat mudik kekampung halaman. Dan lagi-lagi jurus hemat saya sebagai seorang ibu menjadi senjata.
Hidangan lebaran yang masih ada dirumah, saya bawa mudik untuk bekal kami dijalan bersama keluarga disaat lapar.
Jadi ga perlu jajan diluar, karena pasti harga makanan akan lebih mahal dari harga biasanya ya, maklum lebaran.
Dengan membawa bekal maka saya sudah bisa memangkas pengeluaran makan diluar. Anak dan suami pun senang dengan saya membawa makanan dan hidangan sendiri dari rumah untuk dinikmati disaat perjalanan nanti.
Mudik
Inilah saat yang paling bahagia bagi saya dan keluarga, karena saat mudiklah saat yang ditunggu-tunggu. Mudik lebaran dengan segala warna warninya membuat kita selalu rindu akan kampung halaman.
Perjalanan lelah pun tak terasa, karena yang ada hanya bahagia dan rasa senang.
Menikmati makan bersama didalam mobil saat kemacetan dijalan, dan bersenda gurau menjadi kesan tersendiri buat saya.
Dan yang utama sebagai seorang ibu bahagia saat Hari Lebaran bertambah karena sudah melaksanakan kewajibannya disaat bulan Ramadhan dengan memberikan support anak dan suami berpuasa, menyediakan hidangan sahur dan berbuka, membuat kue lebaran dan juga memasak hidangan special di hari Lebaran.
Dan yang membanggakan adalah saya bisa menghemat pengeluaran dengan cara saya sendiri.
Jadi intinya jadi ibu harus cerdas dan pintar-pintar mengatur keuangan keluarga dan berhemat yang utama, agar kebutuhan kita dapat terpenuhi, dan tetap bisa menyisihkan uang untuk kebutuhan lainnya saat darurat.
Yah....dalam rumah tangga, dana darurat memang selalu harus ada ya, karena dana itu berfungsi untuk biaya ke dokter mendadak, pulang kampung mendadak, dan biaya lainnya yang kita tidak duga - duga.
Dan setelah kami menempuh perjalanan yang sangat panjang dengan warna warni tradisi mudik yaitu mecet, akhirnya kami sekeluarga tiba juga dikampung halaman.
Kebahagiaan pun bertambah, bertemu dengan orang tua, adik, ponakan, saudara dan tetangga kampung tentunya.
Bahagia yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Suka cita kami rasakan selama saya berada di kampung halaman selama 1 minggu. Dan setelah itu, kami harus segera kembali ke Jakarta karena aktifitas dan rutinitas pekerjaan yang sudah menanti di Jakarta.
Dan berharap kami semua bisa merasakan puasa dan berlebaran ditahun depan, Amin.
Taqabballahu Minna Waminkum, Minal Aidzin Wak Faidzin Mohon Maaf Lahir dan Bathin.
INFO :
Upcoming event Diaryhijaber yaitu sbb :
Nama Acara : Hari Hijabers Nasional
Tanggal : 07 Agustus 2016 – 08 Agustus 2016
Tempat : Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Jakarta Pusat
Sabtu 30 Juli 2016
tinapurbo@gmail.com
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungan anda ke blog saya.
Saya sangat senang jika anda meninggalkan pesan pada postingan ini.
Terimakasih